“Dua puluh empat peserta. Hanya satu pemenang yang selamat.”
The Hunger Games merupakan novel karya Suzanne Collins yang diluncurkan pada tanggal 14 September 2008 di Amerika (bulan Oktober 2009 di Indonesia oleh Gramedia Pustaka Utama) dan menjadi buku Best Seller disana.
The Hunger Games mengambil setting di
masa depan ketika Amerika Utara hancur dan terbentuklah satu wilayah
baru yang bernama Panem. Panem merupakan wilayah yang terdiri dari 12
distrik miskin dan dipimpin oleh pemerintahan yang kaya namun serakah
dan bengis , yaitu Capitol.
Tiap tahunnya, Capitol menggelar event
meriah yang dinamakan Hunger Games. Hunger Games merupakan permainan
yang diusung oleh Capitol untuk mengingatkan para penduduk distrik bahwa
tidak ada satupun yang bisa memberontak dan mengalahkan Capitol.
Setiap distrik akan mengorbankan 2 anak
(laki-laki dan perempuan) yang berusia 12-18 tahun dan nantinya akan
dibawa ke Capitol untuk dilatih, dan akhirnya ditaruh di satu arena yang
memaksa mereka untuk membunuh satu sama lain. Peserta yang terakhir
bertahan, maka akan dijadikan sebagai pemenang, dan dia beserta
distriknya akan mendapatkan persediaan makanan selama setahun.
The Hunger Games bergenre Science Fiction dan memakai sudut pandang pertama, yaitu sudut pandang sang tokoh utama, Katniss Everdeen.
Pembaca akan dibawa langsung kedalam pikiran dan emosi Katniss saat ia
menempuh pengalamannya menjadi salah satu penduduk distrik yang terpilih
menjadi peserta The Hunger Games.
Yang menarik dalam buku The Hunger Games
ini ialah bagaimana sang penulis mampu memasukkan berbagai bidang
kehidupan, seperti sosial, politik, kemanusiaan, dan ekonomi kedalam
cerita fiksi yang karakternya kebanyakan remaja.
Tunggu filmnya dibulan Maret 2012 nanti!
Catching Fire merupakan sekuel kedua dari Trilogi The Hunger Games yang terbit tangal 1 September 2009 di Amerika (bulan Juli 2010 di Indonesia oleh Gramedia Pustaka Utama) setelah novel pertamanya, The Hunger Games laris di pasaran US dan bahkan internasional.
Kisah trilogi The Hunger Games berlanjut ketika Katniss Everdeen, bersama teman satu distriknya, Peeta Mellark, berhasil mengelabui Capitol
dan memenangkan The Hunger Games. Catching Fire menceritakan kehidupan
Katniss setelah ia menjadi pemenang dan merasakan kemewahan yang
diberikan oleh Capitol padanya dan Peeta. Namun Katniss dan Peeta tidak
merasa senang, melainkan menyesal dan merasa berdosa karena menyebabkan
peserta lainnya tidak selamat. Perasaan menyesal itu bertambah ketika
Tur Kemenangan keliling Distrik diadakan, dimana Katniss dan Peeta harus
berhadapan dengan keluarga peserta yang tidak selamat di Arena dan
menyampaikan permintaan maaf kepada penduduk distrik yang telah
kehilangan slaah satu anggota distriknya.
Capitol yang sebelumnya marah akibat
perlakuan Katniss dan Peeta yang mengelabui mereka dalam Games, jadi
semakin panas. Mereka menganggap Katniss dan Peeta telah memulai
pemberontakan. Maka di tahun berikutnya, Capitol mengadakan Quarter
Quell (perayaan The Hunger Games ke 75) dan berbeda dengan tahun
sebelumnya, Capitol memutuskan untuk mengambil peserta dari para
Pemenang The Hunger Games yang masih hidup. Katniss dan Peeta, yang
belum selesai menghadapi trauma pasca games, diharuskan untuk ikut dalam
perayaan tersebut dan kembali ke Arena untuk bertarung sampai mati
melawan Pemenang Hunger Games ditahun-tahun sebelumnya.
“Menentang Capitol dalam Hunger Games
memberikan titik awal pemberontakan. Sekarang Katniss harus menjadi
pemimpin yang sesungguhnya, wajah, suara, perwujudan revolusi.”
Mockingjay merupakan seri terakhir dari Trilogi The Hunger Games, yang merupakan cerita lanjutan buku pendahulunya, Hunger Games dan Catching Fire. Seri penutup Trilogi The Hunger Games ini diterbitkan tanggal 24 Agustus 2010 di Amerika (Januari 2012 di Indonesia oleh Gramedia Pustaka Utama – lihat laporan acara launchingnya “Mockingjay Party” disini!) dan berhasil membuat para pembacanya terpukau.
Mockingjay menceritakan kejadian pasca Quarter Quell yang arena-nya dilahap habis oleh api dan tokoh utamanya, Katniss Everdeen, berhasil diselamatkan oleh Distrik Pemberontak, yaitu Distrik 13.
Para peserta pemenang yang tergabung dalam distrik pemberontak
menjelaskan kepada Katniss bahwa mereka telah merancang revolusi Panem untuk menggulingkan Capitol. Penduduk Distrik Pemberontak meminta Katniss untuk menjadi simbol pemberontakan mereka; menjadi seorang Mockingjay.
Maka dimulailah hari dimana Katniss
dilatih dan bertarung bersama Distrik 13 untuk menjatuhkan pemerintahan
Capitol. Dan Tanpa Katniss sadari, secara tersirat ia memiliki rasa pada
Peeta Mellark, yang merupakan teman sesama pemenang, yang diculik oleh
Capitol dan menjadi tawanan untuk mengecoh Katniss dan para pemberontak.
Pemberontakan pun makin merajalela di
distrik-distrik untuk menjatuhkan Capitol. Dan tiba saatnya Katniss
untuk berhadapan dengan Presiden Snow, pemimpin dari Pemerintahan
Capitol, juga dengan kenyataan pahit yang akan dihadapi Katniss
selanjutnya.
Banyak konflik yang disuguhkan di buku
Mockingjay yang membuat para pembaca-nya terlilit emosi yang dirasakan
oleh Katniss. Kita seolah-olah merasakan apa yang tokoh utama rasakan,
apa yang ia pikirkan dan apa yang akan diperbuatnya. Suzanne Collins berhasil mengemasnya dengan rapi dalam buku terakhir ini.


Friday, November 23, 2012
Kids96

Posted in: 



0 komentar:
Post a Comment